Minggu, 25 November 2012

Thalassia hemprichii

By orient | At 02.25 | Label : | 0 Comments

T. hemprichii merupakan salah satu jenis lamun yang tumbuh di perairan tropik dan penyebarannya cukup luas  (Thomascik et. al, 1997). Menurut Kiswara (1992) lamun jenis ini sangat umum dan banyak ditemukan di daerah rataan terumbu, baik yang tumbuh sendiri-sendiri (monospesifik) maupun yang tumbuh bersama-sama dengan lamun jenis lain atau tumbuhan lain (mixed vegetasi).
Fortes (1993 dalam Latuconsina, 2002) mengatakan bahwa T. hemprichii mempunyai rimpang (rhizoma) yang berwarna coklat atau hitam dengan ketebalan 1 – 4 mm dan panjang  3 – 6 cm. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar dimana akar dikelilingi oleh rambut kecil yang padat. Setiap tegakan mempunyai 2 – 5 helaian daun dengan apeks daun yang membulat, panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 – 10 mm.
Menurut den Hartog (1970); Philips dan Menez (1988 dalam Latuconsina, 2002), Thalassia hemprichii dapat diklasifikasikan kedalam :
Divisio  : Anthophyta
  Kelas   :  Monocotyledonia
    Ordo    :  Helobiae
      Famili  :  Hydrocaritaceae
         Sub famili  :  Vallisnerioideae
           Genus         : Thalassia
              Spesies       : Thalassia hemprichii

Sebaran kedalam relatif sempit, dari daerah eulitoral sampai kedalaman 4 – 5m, walaupun juga ditemukan pada kedalaman 30 m. sering merupakan spesies yang melimpah di daerah intertidal rataan terumbu karang yang menerima hempasan energi yang tinggi dengan substrat pasir dan pecahan-pecahan karang yang kasar (Thomascik et al, 1997). Philips dan Menez (1988) dalam Latuconsina (2002) mengemukakan bahwa pada prinsipnya jenis ini didapatkan di daerah sub tidal dari pasang rendah sampai kedalaman 5 m. juga dapat tumbuh di daerah intertidal samapai pinggiran mangrove.

Pustaka :
Latuconsina, M.U., 2002. Studi Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroide dan Thalassia hemprichii di Pulau Barrang Lompo dan Pulau Bone Batang. Skripsi Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., dan Moosa, M.K., 1997. The Ecologi Of Indonesian Seas. Part two. The Ecologi of Indonesia Series. Volume VII

Posidonia dan Halophila

By orient | At 02.21 | Label : | 0 Comments

Posidonia
Suhu
Suhu optimum 25-300C untuk Posidonia oceanic (Fahrudin 2002).Kisaran suhu optimal bagi spesies lamun untuk perkembangan adalah 28°C-30°C, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25°C-35°C dan padasaat cahaya penuh.
Intensitas Cahaya
Erftemeijer (1993) mendapatkan intensitas cahaya pada perairan yang jernih di Pulau Barang Lompo mencapai 400 u,E/m2/dtk pada kedalaman 15 meter. Sedangkan di Gusung Tallang yang mempunyai perairan keruh didapatkan intensitas cahaya sebesar 200 uJ3/m2/dtk pada kedalaman 1 meter. (sebaran, 2008).
Arus
Kecepatan arus peraiaran berpengaruh pada produktifitas padang lamun.Turtle grass dapat menghasilkan hasil tetap (standing crop) maksimal pada kecepatan arus 0.5m/det (Dahri et al., 1996).
Halophila
Temperatur
Temperatur air laut untuk Halophila berada dalam range terendah pada 210C dan tertinggi pada 360C dengan waktu periode pada bulan maret sampai September (Phillips 1970). 
Salinitas
Salinity untuk Halophila berada pada ranges  24.3 sampai 38.0 ppt.   The occurrence of Halophila johnsonii throughout the year at salinities as high as 43 ppt was documented (Eiseman & McMillan 1970, Eiseman 1980).  H. johnsonii showed greater tolerance to variation in salinity than did a related species, H. decipiens.

Cymidocea

By orient | At 02.19 | Label : | 0 Comments
Suhu,  
Pengaruh suhu juga terlihat pada biomassa Cymodocea nodosa, dimana pola fluktuasi biomassa mengikuti pola fluktuasi suhu (Perez dan Romero 1992). Penelitian yang dilakukan Barber (1985) melaporkan produktivitas lamun yang tinggi pada suhu tinggi, bahkan diantara faktor lingkungan yang diamati hanya suhu yang mempunyai pengaruh nyata terhadap produktivitas tersebut. Pada kisaran suhu 30 °C produktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu (Anonym, 2008).
Kedalaman
Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. Lamun tumbuh di zona intertidal bawah dan subtidal atas hingga mencapai kedalaman 30 m. Zona intertidal dicirikan oleh tumbuhan pionir yang didominasi oleh Halophila ovalis, Cymodocea rotundata dan Holodule pinifolia, Sedangkan Thalassodendron ciliatum mendominasi zona intertidal bawah (Hutomo 1997).
Unsur hara
Di Pulau Barang Lompo kadar nitrat dan fosfet di air antara lebih besar dibanding di air kolom, dimana di air antara ditemukan sebesar 45,5 uM (nitrat) dan 7,1118 uM (fosfet), sedangkan di air kolom sebesar 21,75 uM (nitrat) dan 0,8397 uM (fosfet) (Anonym, 2008 dalam Noor et al 1996). 

Syringodium

By orient | At 02.14 | Label : | 0 Comments

  • Suhu optimum sekitar 300C.
  • Salinitas

Spesies padang lamun mempunyai tolerans iyang berbeda-beda,namuyn sebagaian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu10 °/oo-40°/oo.Nilai optimum toleransi lamun terhadap salinitas air laut pada nilai 35°/oo(Dahuri et al,. 1996). 
  • Arus

Kecepatan arus peraiaran berpengaruh pada produktifitas padang lamun.Turtle grass dapat menghasilkan hasil tetap ( standing crop) maksimal pada kecepatan arus 0.5m/det (Dahri et al., 1996).
  • Substrat

Kebanyakan species ini hidup pada substrat berpasir dan berlumpur.

Enhalus acoroides

By orient | At 02.08 | Label : | 0 Comments

Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh rambut-rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar yang banyak dan bercabang dengan panjang antara 10 – 20 cm dan lebar 3 – 5 mm. Daun dari tumbuhan ini dapat mencapai 30 – 150 cm dengan lebar 1,25 – 1,75 cm (Philips dan Menez 1988 dalamLatuconsina, 2002). Menurut Thomascik et al (1997), akar E. acoroides dapat mencapai panjang lebih dari 50 cm sehingga dapat menancap secara kuat pada substrat.
E. acoroides ini hidup pada perairan yang terlindung dengan substrat pasir atau lumpur  (Philips dan Menez 1988 dalamLatuconsina 2002), liat dan lumpur dimana bioturbidity besar (Thomascik et al. 1997). Tumbuhan ini tumbuh dengan baik diatas MLWS, umumnya sampai pada kedalaman 40 m.
Menurut den Hartog (1970); Philips dan Menez (1988) dalam Latuconsina (2002), Enhalus acoroides dapat diklasifikasikan kedalam :
Divisio  : Anthophyta
  Kelas   :  Monocotyledonia
    Ordo    :  Helobiae
      Famili  :  Hydrocaritaceae
         Sub famili  :  Vallisnerioideae
           Genus         : Enhalus
              Spesies       : Enhalus acoroides
 Substrat

Menurut Fahrudin (2002) dalam Sangaji (1994), Enhalus acoroides dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit berlumpur dan kadang-kadang terdapat pada dasar yang terdiri atas campuran pecahan karang yang telah mati.
  • pH (derajat Keasaman)
Menurut Zulkifli dan Efriyeldi  (2003) dalam  Phillips dan Menez (1988), kisaran normal pH air laut adalah 7,8-8,2. Nilai derajat keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan lamun berkisar 7,3-9,0 (Phillips dalam Burrell & Schubell 1977). Derajat keasaman (pH) perairan sangat dipengaruhi oleh dekomposisi tanah dan dasar perairan serta keadaan lingkungan sekitarnya. E. acoroides pada lokasi yang dangkal dengan suhu tinggi.
  • Kedalaman
Selain itu di Teluk Tampa Florida ditemukan kerapatan T. testudinwn tertinggi pada kedalaman sekhar 100 cm dan menurun sampai pada kedalaman 150 cm (Durako dan Moffler 1985).
  • Arus
Kecepatan arus peraiaran berpengaruh pada produktifitas padang lamun.Turtle grass dapat menghasilkan hasil tetap ( standing crop) maksimal pada kecepatan arus 0.5m/det (Dahri et al., 1996).
  • Salinitas
Spesies padang lamun mempunyai tolerans iyang berbeda-beda,namuyn sebagaian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu10 °/oo-40°/oo.Nilai optimum toleransi lamun terhadap salinitas air laut pada nilai 35°/oo(Dahuri et al,. 1996).
  • Suhu
Penelitian yang dilakukan Barber (1985) melaporkan produktivitas lamun yang tinggi pada suhu tinggi, bahkan diantara faktor lingkungan yang diamati hanya suhu yang mempunyai pengaruh nyata terhadap produktivitas tersebut. Pada kisaran suhu 30 °C produktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu (Anonym, 2008).
Pustaka:

Fahrudin, 2002, Pemanfaatan, Ancaman, Dan Isu-Isu Pengelolaan Ekosistem Padang Lamun http://Tumoutou.Net/702_04212/Fahruddin.Htm Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul 15.00 WITA
Anonym, 2008,  Mata Kuliah Ekologi Laut “Sebaran Jenis dan Karakteristik Ekologi Lamun”  http://web.ipb.ac.id/%7Ededi_s/index.php?option=com  Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul 15.00 WITA
Zulkifli dan Efriyeldi, 2003, Kandungan Zat Hara dalam Air Poros dan Air Permukaan Padang Lamun Riau http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal natur/vol5(2)/Zulkifli.pdf Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul 15.00 WITA
Dinnen J. 2001 Smithsonian Marine Station Submit additional information (Halophila), http://www.sms.si.edu/irlspec/Haloph_johnso.htm  Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul 15.00 WITA
Latuconsina, M.U., 2002. Studi Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroide dan Thalassia hemprichii di Pulau Barrang Lompo dan Pulau Bone Batang. Skripsi Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., dan Moosa, M.K., 1997. The Ecologi Of Indonesian Seas. Part two. The Ecologi of Indonesia Series. Volume VII

Jumat, 02 November 2012

Klasifikasi Mollusca

By orient | At 06.00 | Label : , | 0 Comments

Terdiri dari 4 Kelas yaitu :
Polyplacophora
Bivalvia
Gastropoda
Cephalopoda
Kelas Polyplacophora/Amphineura
Ciri khusus :
Adaptasi  tinggi  ------- menempel pada batuan
Tubuh simetris bilateral, Tidak berkepala (tidak  bertentakel)
Memiliki mantel (Girdle) yang kasar) ,  Kaki lebar dan kasar melekat pada substrat
Panjang antara : 3 – 12 cm (pantai Atlantik)  > 30 cm (Pasifik)
Warna : gelap, merah, coklat, kuning, hijau
600 SPESIES ------------ 350 spesies diantaranya sudah  menjadi fosil
Kaki kasar pada ventral ----------- menempel, geraknya lambat contohnya  Chiton ---- menggulung seperti bola bila dikeluarkan.
Pertahanan dengan Menempel : - kedua kaki atau Girdle
Terjadinya kerangka / shell  : Kutikula keras mengandung protein : conclolin , Shell terakhir : caco3 --- mendasari ----- mantel / pallium.
Makanan contoh  Chiton ----- makan algae (micophagus)                    Organisme lain ----- mengerik permukaan karang

Mollusca

By orient | At 05.38 | Label : , | 0 Comments

Ciri-ciri Mollusca adalah :
  • Mollusca berasal dari bahasa latin molluscus yang berarti Lunak,
  • Mollusca adalah hewan bertubuh lunak yang terlindungi oleh lapisan mantel (cangkang) yang terbuat dari kalsium karbonat. Namun ada juga yang tidak bercangkang. 
  • Cangkang dapat ada diluar tubuh (misalnya pada siput) atau didalam tubuh (misalnya ikan sotong). Gurita adalah mollusca yang tidak memiliki cangkang sama sekali.
  • Mollusca dapat hidup di darat, air tawar atau asin.               
  • Mollusca ada yang berkaki tunggal. Beberapa jenis mollusca seperti remis hampir sama sekali tidak pernah bergerak.
  • Tubuh hewan ini tripoblastik selomata, bilateral simetri,
  • Mollusca merupakan philum terbesar kedua dalam kerajaan binatang, setelah philum Arthropoda.

Struktur dan fungsi tubuh
  • Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
  • Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
  • Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
  • Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.
Sistem saraf
terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.
Sistem pencernaan
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut, esofagus, lambung, usus,  sampai dengan anus yang terbuka di daerah rongga mantel. Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu. Lidah bergigi (lidah parut) yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, payau, dan didarat, dari palung, benua, laut, sampai pegunungan yang tinggi, bahkan di sekitar rumah. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.
Reproduksi
Mollusca termasuk hewan hermaprodit, yaitu mempunyai alat kelamin jantan dan betina dalam satu individu (berumah satu), tetapi ada juga yang alat kelaminnya terpisah (berumah dua). Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa
Sistem Respirasi
Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang. Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.
Sistem Ekskresi
Organ ekskresinya berupa sepasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.
Sistem Transportasi
Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda

Karakter sistem vegetatif lamun

By orient | At 00.44 | Label : | 0 Comments
Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua genera memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong.
Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologik lamun (den Hartog, 1977). Misalnya Parvozosterid dan Halophilid dapat dijumpai pada hampir semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampai limpur yang lunak, mulai dari daerah dangkal sampai dalam, mulai dari laut terbuka sampai estuari. Magnosterid dapat dijumpai pada berbagai substrat, tetapi terbatas pada daerah sublitoral sampai batas rata-rata daerah surut. Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. Menjadi tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun juga memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput. Berbeda dengan rumput laut (marine alga/seaweeds), lamun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.
Akar
Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun yang dapat digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule  memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan darat.
Akar-akar halus yang tumbuh di bawah permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh : aerenchyma, sel epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air.  
Patriquin (1972) menjelaskan bahwa lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophila ovalis, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day-1. Koloni bakteri yang ditemukan di lamun memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel.
Lamun sering ditemukan di perairan dangkal daerah pasang surut yang memiliki substrat lumpur berpasir dan kaya akan bahan organik. Pada daerah yang terlindung dengan sirkulasi air rendah (arus dan gelombang) dan merupakan kondisi yang kurang menguntungkan (temperatur tinggi, anoxia, terbuka terhadap udara, dll) seringkali mendukung perkembangan lamun. Kondisi anoksik di sedimen merupakan hal yang menyebabkan penumpukan posfor yang siap untuk diserap oleh akar lamun dan selanjutnya disalurkan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan untuk pertumbuhan.
Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang disimpan di akar dan rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan oleh mikroflora di rhizospher. Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophila ovalis) sedangkan spesies lain (Thallassia testudinum) terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik. Larkum et al (1989) menekankan bahwa transport oksigen ke akar mengalami penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel epidermal akar dan mikroflora yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain. Kondisi ini juga dapat menjelaskan jika lamun dapat memodifikasi sistem lakunal berdasarkan tingkat anoksia di sedimen. Dengan demikian pengeluaran oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan adaptasi untuk kondisi anoksik yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat atau lumpur. Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif (respirasi) maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi.
Rhizoma dan Batang
Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup. Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang keras menjadikan T. Ciliatum memiliki energi yang kuat dan dapat hidup berkoloni disepanjang hamparan terumbu karang di pantai selatan Bali, yang merupakan perairan yang terbuka terhadap laut Indian yang memiliki gelombang yang kuat.
Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan saluran di dalam stele. Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif. Dan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun. Rhizoma merupakan 60-80% biomas lamun.
Daun
Seperti semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal yang terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan berserat, sedangkan C. Rotundata datar dan halus. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah.
Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan  difusi karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut. Air laut merupakan sumber bikarbonat bagi tumbuh-tumbuhan untuk penggunaan karbon inorganik dalam proses fotosintesis.

Pengertian Lamun

By orient | At 00.19 | Label : | 0 Comments

Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut. Dalam bahasa Inggris disebut seagrass. Istilah seagrass hendaknya jangan dikelirukan dengan seaweed yang dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai rumput laut yang sebenarnya merupakan tumbuhan tingkat rendah dan dikenal juga sebagai alga laut.
Secara struktural lamun memiliki batang yang terbenam didalam tanah, disebut rhizom atau rimpang.  Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat tumbuhan lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak dan arus.
Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni  monoecious (dimana bunga jantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious dimana jantan dan betina berada pada individu yang berbeda. Peyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous. Padang lamun adalah ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun.  Pada ekosistem ini banyak ragam biota yang hidup berasosiasi dengan lamun.

Lamun  mempunyai peran penting ditinjau dari beberapa aspek:
  • Keanekaragaman hayati: Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.  Indonesia diperkirakan memiliki 13 jenis lamun.  Selain itu padang lamun juga merupakan habitat penting untuk berbagai jenis hewan laut, seperti: ikan, moluska, krustacea, ekinodermata, penyu, dugong, dll.
  • Kualitas air: Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air.
  • Perlindungan: Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai.
  • Ekonomi: Padang lamun menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan untuk menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk makanan, perikanan, bahan baku obat, dan pariwisata.
Seperti ekosistem terumbu karang dan mangrove, padang lamun juga mengalami degradasi lingkungan dan presentasi tutupannya juga terus munurun.  Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tekanan terhadap padang lamun:
  • Perubahan fisik dasar laut, seperti erosi, sedimentasi, dan pelumpuran yang mengurangi wilayah dan kepadatan tutupan padang lamun;
  • Kekeruhan yang mempengaruhi kapasitas fotosintesis dan pertumbuhan pada lamun;
  • Metode penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti trawl;
  • Penangkapan ikan berlebih yang dapat menurunkan tingkat keragaman hayati di ekosistem padang lamun.
  • Tanpa intervensi yang efektif dan terintegrasi, kecenderungan degradasi pada ekosistem padang lamun dan biota yang berasosiasi dengannya akan terus merosot.
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

New Tutorial

Follow Us With Facebook