Bentuk vegetatif lamun
memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua genera
memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang
memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt),
kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong.
Berbagai bentuk
pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologik lamun (den
Hartog, 1977). Misalnya Parvozosterid dan Halophilid dapat dijumpai pada hampir
semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampai limpur yang lunak, mulai dari
daerah dangkal sampai dalam, mulai dari laut terbuka sampai estuari.
Magnosterid dapat dijumpai pada berbagai substrat, tetapi terbatas pada daerah
sublitoral sampai batas rata-rata daerah surut. Secara umum lamun memiliki
bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman
bentuk organ sistem vegetatif. Menjadi tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun
juga memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput.
Berbeda dengan rumput laut (marine alga/seaweeds), lamun memiliki akar sejati,
daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air,
dan gas.
Akar
Terdapat perbedaan
morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun yang dapat digunakan
untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan
Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter
kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu
dengan sel epidermal. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar dan akar
rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun, beberapa penelitian
memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi yang sama dengan
tumbuhan darat.
Akar-akar halus yang
tumbuh di bawah permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh :
aerenchyma, sel epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki
pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan
transport nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis.
Karena akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat
dikatakan bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air.
Patriquin (1972)
menjelaskan bahwa lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat
(interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang
dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophila ovalis,
Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii cukup
tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day-1. Koloni bakteri yang ditemukan di lamun
memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran nutrien
oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen
merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur
komponen sel.
Lamun sering ditemukan
di perairan dangkal daerah pasang surut yang memiliki substrat lumpur berpasir
dan kaya akan bahan organik. Pada daerah yang terlindung dengan sirkulasi air
rendah (arus dan gelombang) dan merupakan kondisi yang kurang menguntungkan
(temperatur tinggi, anoxia, terbuka terhadap udara, dll) seringkali mendukung
perkembangan lamun. Kondisi anoksik di sedimen merupakan hal yang menyebabkan
penumpukan posfor yang siap untuk diserap oleh akar lamun dan selanjutnya
disalurkan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan untuk pertumbuhan.
Diantara banyak fungsi,
akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang
dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal
(udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang disimpan di akar dan
rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti
yang dilakukan oleh mikroflora di rhizospher. Beberapa lamun diketahui
mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophila ovalis) sedangkan spesies lain
(Thallassia testudinum) terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik.
Larkum et al (1989) menekankan bahwa transport oksigen ke akar mengalami
penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel epidermal akar dan mikroflora
yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi
sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain.
Kondisi ini juga dapat menjelaskan jika lamun dapat memodifikasi sistem lakunal
berdasarkan tingkat anoksia di sedimen. Dengan demikian pengeluaran oksigen ke
sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang dilakukan
oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan adaptasi untuk kondisi anoksik
yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat atau lumpur.
Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif
(respirasi) maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi.
Rhizoma dan Batang
Semua lamun memiliki
lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada
Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang memiliki rhizoma berkayu
yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana
spesies lain tidak bisa hidup. Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang
keras menjadikan T. Ciliatum memiliki energi yang kuat dan dapat hidup
berkoloni disepanjang hamparan terumbu karang di pantai selatan Bali, yang
merupakan perairan yang terbuka terhadap laut Indian yang memiliki gelombang
yang kuat.
Struktur rhizoma dan
batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan
saluran di dalam stele. Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan
ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat
meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara
vegetatif. Dan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif merupakan hal yang
lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan
untuk penyebaran lamun. Rhizoma merupakan 60-80% biomas lamun.
Daun
Seperti semua tumbuhan
monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal yang terletak pada
potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk umum yang hampir
sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi yang memiliki
nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa bentuk morfologi sangat mudah
terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan
ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran
dan berserat, sedangkan C. Rotundata datar dan halus. Daun lamun terdiri dari
dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma
yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi genus Halophila yang memiliki
bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah.
Anatomi yang khas dari
daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel
daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon
sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut. Air laut merupakan
sumber bikarbonat bagi tumbuh-tumbuhan untuk penggunaan karbon inorganik dalam
proses fotosintesis.