Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh
rambut-rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar yang
banyak dan bercabang dengan panjang antara 10 – 20 cm dan lebar 3 – 5 mm. Daun
dari tumbuhan ini dapat mencapai 30 – 150 cm dengan lebar 1,25 – 1,75 cm
(Philips dan Menez 1988 dalamLatuconsina, 2002). Menurut Thomascik
et al (1997), akar E. acoroides dapat mencapai panjang lebih
dari 50 cm sehingga dapat menancap secara kuat pada substrat.
E. acoroides ini hidup pada perairan yang terlindung dengan
substrat pasir atau lumpur (Philips dan Menez 1988 dalamLatuconsina
2002), liat dan lumpur dimana bioturbidity besar (Thomascik et al. 1997).
Tumbuhan ini tumbuh dengan baik diatas MLWS, umumnya sampai pada kedalaman 40
m.
Menurut den Hartog (1970); Philips dan Menez (1988) dalam Latuconsina
(2002), Enhalus acoroides dapat diklasifikasikan kedalam :
Divisio :
Anthophyta
Kelas : Monocotyledonia
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocaritaceae
Sub
famili : Vallisnerioideae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus
acoroides
Substrat
Menurut Fahrudin (2002) dalam Sangaji (1994), Enhalus acoroides
dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit berlumpur dan
kadang-kadang terdapat pada dasar yang terdiri atas campuran pecahan karang
yang telah mati.
- pH (derajat Keasaman)
Menurut Zulkifli dan Efriyeldi (2003) dalam
Phillips dan Menez (1988), kisaran
normal pH air laut adalah 7,8-8,2. Nilai derajat keasaman (pH) optimum untuk
pertumbuhan lamun berkisar 7,3-9,0 (Phillips dalam Burrell & Schubell
1977). Derajat keasaman (pH) perairan sangat dipengaruhi oleh dekomposisi tanah
dan dasar perairan serta keadaan lingkungan sekitarnya. E. acoroides pada
lokasi yang dangkal dengan suhu tinggi.
- Kedalaman
Selain itu di Teluk Tampa Florida
ditemukan kerapatan T. testudinwn tertinggi pada kedalaman sekhar 100 cm dan
menurun sampai pada kedalaman 150 cm (Durako dan Moffler 1985).
- Arus
Kecepatan arus peraiaran berpengaruh
pada produktifitas padang lamun.Turtle
grass dapat menghasilkan hasil tetap ( standing crop) maksimal pada kecepatan arus
0.5m/det (Dahri et al., 1996).
- Salinitas
Spesies padang lamun mempunyai
tolerans iyang berbeda-beda,namuyn sebagaian besar memiliki kisaran yang lebar
yaitu10 °/oo-40°/oo.Nilai optimum toleransi lamun terhadap salinitas air laut
pada nilai 35°/oo(Dahuri et al,. 1996).
- Suhu
Penelitian yang dilakukan Barber
(1985) melaporkan produktivitas lamun yang tinggi pada suhu tinggi, bahkan
diantara faktor lingkungan yang diamati hanya suhu yang mempunyai pengaruh
nyata terhadap produktivitas tersebut. Pada kisaran suhu 30 °C produktivitas
lamun meningkat dengan meningkatnya suhu (Anonym, 2008).
Pustaka:
Pustaka:
Fahrudin,
2002, Pemanfaatan, Ancaman, Dan Isu-Isu
Pengelolaan Ekosistem Padang Lamun http://Tumoutou.Net/702_04212/Fahruddin.Htm
Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul 15.00 WITA
Anonym,
2008, Mata Kuliah Ekologi Laut “Sebaran Jenis dan Karakteristik Ekologi Lamun” http://web.ipb.ac.id/%7Ededi_s/index.php?option=com Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul
15.00 WITA
Zulkifli
dan Efriyeldi, 2003, Kandungan Zat Hara
dalam Air Poros dan Air Permukaan Padang Lamun Riau http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal
natur/vol5(2)/Zulkifli.pdf Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008
pukul 15.00 WITA
Dinnen
J. 2001 Smithsonian Marine Station Submit
additional information (Halophila), http://www.sms.si.edu/irlspec/Haloph_johnso.htm Diakses pada Hari Senin 13 Oktober 2008 pukul
15.00 WITA
Latuconsina, M.U., 2002. Studi Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroide dan Thalassia hemprichii di Pulau Barrang Lompo dan Pulau Bone Batang. Skripsi Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., dan Moosa, M.K., 1997. The Ecologi Of Indonesian Seas. Part two. The Ecologi of Indonesia Series. Volume VII
Latuconsina, M.U., 2002. Studi Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroide dan Thalassia hemprichii di Pulau Barrang Lompo dan Pulau Bone Batang. Skripsi Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., dan Moosa, M.K., 1997. The Ecologi Of Indonesian Seas. Part two. The Ecologi of Indonesia Series. Volume VII
0 komentar:
Posting Komentar